Jumat, 20 Juli 2012

Ternyata Ilmu Ekonomi Tak Mampu Meramal datangnya Depresi Besar 1930, Krisis Ekonomi Asia 1997, Resesi Ekonomi AS 2007 dan Krisis Hutang Eropa saat ini.


Lanjutan tulisan UKAY KARYADI :  Prediksi dan Ekspektasi pada Koran KONTAN, 7 April 2009.  

Komentar oleh Edmond F. La’lang (pengamat ekonomi dan lingkungan hidup)

Misalnya, depresi besar 1930-an di Amerika benar-benar di luar dugaan para ekonom. Setelah pasar saham anjlok pada 1929, para ekonom masih yakin pereknomian tidak me- ngalami kemunduran yang substansial. Bahkan, pada akhir 1931, ketika perekonomian benar-benar dalamkeadaan sangat gawat, ekonom sekaliber Irving Fisher memprediksi bahwa perekonomian akan pulih dengan cepat. Realitasnya, prediksi tersebut jauh panggang dari api. Hal serupa terjadi di Indonesia. Sebelum krisis ekonomi yang dimulai medio 1997, banyak pengamat ekonomi meramalkan bahwa kondisi perekonomian baik-baik saja. Mereka menyodorkan sejumlah indikator ekonomi untuk menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih kuat. 

            Menurut kami, dengan berbagai realitas ini, semestinya para ekonom mulai menyadari whats wrong with my economy knowledge ? Dan mulai berbenah diri terhadap berbagai teori, simulasi, asumsi dan tehnik perhitungan ekonometrika, matematika dan statistikanya (linier berdimensi rendah atau 1) untuk di-komplekskan dengan metoda yang berdimensi lebih tinggi (2 – 3) dan kompleks dengan memasukkan berbagai unsur sifat dasar humanis manusia biologis (bioritmik), mental (kasih sayang, berjiwa sosial / pilantrofis, keberanian, hati nurani, kejujuran, egoism, ketamakan, kesatria), psikologis (kekawatiran, gugup, depresi, kepanikan, semangat, antusiasme, kegairahan), lingkungan hidup (ekosistim, sumberdaya hayati & non hayati, dinamika hutan, siklus meteorologi), sosial (budaya, adat, sistim kemasyarakatan) dan politis (pemerintahan, kepartaian)  dengan mengembangkan secara benar, tepat dan  ter-arah  terhadap  “ilmu  bio - dinamika  ekonomi”  dan  “bio - matematika  quantum”.

         Sebaliknya, pada beberapa kasus, ramalan suram tentang kondisi ekonomi mulai tidak seseram yang digambarkan. Karena itu, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil proyeksi perekonomian di masa depan, perlu mengkritisi pelbagai ramalan eko-nomi yang disodorkan para forecaster. Harap diingat, validitas prediksi para peramal sangat tergantung pengggunaan dan pemilihan model dan asumsi-asumsi tentang variable-variable eksogen.

Tapi menurut kami, mestinya suatu peramalan haruslah mem-berikan suatu validity guidance forecasting, dalam arti bukan suatu persepsi tapi suatu “kepastian realitas yang harus dan pasti terjadi” dengan memberikan suatu gambaran jelas tentang proyeksi perekonomian di masa depan. Penerapkan model dengan berbagai asumsi inilah yang membuat suatu prediksi menjadi tidak valid dan realistis, karena asumsi hanyalah merupakan hasil pemikiran dan persepsi forecaster yang sering tidak sesuai dengan kondisi riil ekonomi yang terjadi saat ini dan di masa depan, sehingga justru membuat hasil prediksi mereka “tidak valid dan reliable” dan akan direvisi terus. Seringkali asumsi ini hanyalah bersifat fisik dan semu tanpa menyadari kenyataan adanya kompleksitas mental dan pikiran manusia serta kekuatan lingkungan alam yang akan selalu mempengaruhi semua aktivitas manusia di dunia ini yang menghasilkan suatu interaksi dan sinergi yang harmonis antara manusia dengan alam lingkungannya. Perlu diingat bahwa metoda ekonomi hanyalah bersifat fisik dan linier (katakanlah sebagai program Windows 1990) sedang manusia dan alam bersifat kompleks, hidup (biologis) dan metafisik (program Windows 2020) yang tentunya sulit terbaca oleh ekonometrika yang menghasilkan suatu kegagalan untuk membaca dengan tepat dan akurat semua dinamika manusia dan alam dalam bidang ekonomi, bisnis, sosial, politik dan lingkungan hidupnya yang bermuara pada gagalnya para ekonom untuk mengetahui adanya tsunami finansil dan resesi serta deflasi ekonomi global. Dengan demikian akan sulit kiranya para ekonom dapat menemukan jalan terbaik untuk menyelesaikan problem resesi ekonomi dunia secara cepat, terarah, terukur dan terandalkan dengan  memakai  metoda  linieristik. 

Akhirnya yang terjadi bahwa pemulihan ekonomi nantinya adalah bukan hasil resep para  ekonom, tapi hasil daya juang dan upaya manusia secara global untuk pulih kembali sesuai alunan bioritmik dan fluktuasi ekonomi yang sangat dipengaruhi oleh kekuatan berdimensi 2 – 4. Kegagalan metoda ilmu ekonomi inilah yang membuat mereka me-nyebutkan penurunan  dan stagnasi ekonomi sebagai suatu ketidakpastian dan menimbul-kan risiko yang tidak dapat dikuasai manusia. Padahal hidup ini adalah penuh kepastian jika manusia dapat hidup harmonis dengan Tuhan, alam dan sesamanya dengan selalu berpatokan taat azas pada hukum Tuhannya, alamnya dan dunianya. Tuhan telah menciptakan sistim kompleksitas alam ini untuk dipelajari, diteliti, dikembangkan dan dikembangkan oleh otak manusia demi kelangsungan hidup manusia secara turun temurun agar terhindar dari berbagai bencana ekonomi, bencana alam, bencana penyakit, bencana  sosial  dan  bencana  politik  di  dunia  ini.

        Ilmu ekonomi memiliki keterbatasan dalam menjawab persoalan sosial-ekonomi yang terjadi di masyarakat.

Menurut kami, hal ini jelas, karena ilmu ekonomi memakai metoda linier yang sederhana sedang dinamika alam dan manusia bersifat majemuk dan kompleks. Karena itu, para ekonom (yang menyadari hal tersebut) akan sangat berhati-hati dalam melakukan proyeksi dan memberikan saran kebijakan ekonomi. Jelas betul, karena ilmu ekonomi tidak pakem lagi, apalagi dengan makin terbukanya dan dinamisnya ekonomi nasional dan global yang saling bergantung, berinteraksi dan berintegrasi maka sangat diperlukan secara mendesak dan mendasar untuk mengubah paradigma ilmu ekonomi. Kalau tidak, akan demikian teruslah berbagai kegagalan forecasting ekonom dan pebisnis di masa akan datang. Untuk menjadi seorang forecaster andal (selalu tepat ramalannya) dan mendunia, diperlukan suatu metoda bio-economic complex, pemanfaatan otak lebih besar dengan IQ (25 %), EQ (30 %) dan SQ (45 %), daya visoner yang jauh ke depan, open mind, open heart, open hand dan open pocket (jiwa sosial atau philantrophis). Jadi lulusan universitas dunia (Harvard, Stanford, Cambridge) dengan nilai Summa Cumlaude (nilai 4,0 dengan IQ di atas 120an), bukanlah suatu jaminan bahwa dia dapat melakukan peramalan dan membuat kebijakan ekonomi dan bisnis secara tepat dan brilian, karena terbukti dari kehancuran yang dibuat Wall Street yang berisi penuh dengan jagoan ekonomi – bisnis bermodal metoda matematika, statistika dan ekonometrika canggih. Hal sebaliknya terlihat dari keberhasilan beberapa investor global seperti George Soros, Warren Buffet, Pendelton, A. Fessant, dan lainnya dapat meraih gain besar dan mempunyai pengaruh besar di pasar uang dan saham dunia, tanpa harus mendasarkan keputusan investasinya pada peramalan ekonomi mikro dan makro dari para forecaster di Wall Street, tetapi memakai ilmu lain (fisika, kimia, dan lain-lain.) yang bukan berdasarkan ilmu ekonomi. 

 Catatan Kaki :

         Fluktuasi jangka pendek (harian dan mingguan) akan terjadi secara alamiah yang dipengaruhi oleh kondisi mental, gairah, selera, motivasi dari psikologi massa global untuk mengambil posisi perdagangan dalam sebuah pasar yang padat dan sering bersifat chaos. Jika ada data atau berita yang sangat fundamental dari kondisi ekonomi, bisnis dan politik, pergerakan fluktuasi grafik harganya akan terjadi secara dinamis dan bergejolak baik meroket maupun jatuh bebas yang melebihi dari peramalan hariannya.  Tetapi secara jangka menengah dan panjang bagi investasi akan dipengaruhi secara dinamis oleh biosiklus dan bioritmik dari hukum dan kekuatan alamiah yang selalu bergerak dinamis naik dan turun. Jadi anda bukan saja harus berglobalisasi dengan sistim internet tapi juga sekarang seharusnya mempunyai visi dengan cara *Galaxisasi dengan Galaxinet* (Astronomis). 
         Dimana kita dapat mengetahui alunan dan kondisi Alam Semesta Raya ini dalam jangka pendek (10 tahun), jangka menengah 50 tahun maupun jangka panjang 100 - 200 tahun) yang akan juga secara nyata dalam sebuah "Kepastian Hidup (certainty) dan bukannya Ketidakpastian (uncertainty)" yang selalu dikeluhkan banyak pihak, termasuk para pemimpin pembuat kebijakan negara, para pemimpin kebijakan bisnisnya (pengusaha industri dan pedagang) maupun para pakar di berbagai bidang kehidupan. Pengaruh Kekuatan dan Hukum Galaxi (Alam Semesta Raya) ini pasti akan selalu mempengaruhi pada setiap aspek kehidupan kita di atas planet bumi ini, baik disadari maupun tidak disadari untuk diantisipasi dengan baik dan benar.
Anda dapat melihat Prediksi Bulanan dan Mingguan 
di Pasar Forex, Indeks Dunia dan Komoditi 
Kontak :

Edmond F. La'lang
Email  :   edmond.lalang@gmail.com
Telp.    :  +62031-3538606
HP         :   +62081-553080521 
Linkedin : 
http://www.linkedin.com/home?trk=hb_tab_home_topKontak :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar