Oleh : Edmond F. La’lang (pemerhati ekonomi dan
lingkungan hidup)
Bioritmik bisnis (ekonomi mikro) sebenarya adalah pembentuk makro
ekonomi dari suatu negara, layaknya milyaran sel-sel kecil yang membentuk
sebuah tubuh manusia. Seringkali kita lebih mementingkan kondisi makro ekonomi,
tanpa perlu memperkuat ekonomi mikro, padahal pandangan dan kebijakan ini
sangat keliru, karena dari sel-sel mikro yang kuat dan sehat maka akan
membentuk sebuah tubuh makro ekonomi yang kuat dan sehat. Dengan demikian jika
pertumbuhan sebagian besar sel-sel mikro mengalami suatu kendala, banyak
hambatan, penyakit dan virus, maka juga akan mempengaruhi secara nyata
vitalitas dan kondisi makro ekonominya. Ekonomi mikro terdiri dari berbagai
kegiatan bisnis, seperti industri (besar, menengah, kecil) dan jasa-jasa
perdagangan riil dan finansil (besar, menengah, kecil), hingga toko- toko ritel
tradisional dan modern serta PKL. Sebuah industri akan terdiri dari entitas
manufaktur yang didukung oleh berbagai perusahaan supplier bahan baku dan
penolong, barang setengah jadi, barang komponen serta jaringan distribusi dan
retail untuk memasarkan produk manufakturnya. Fluktuasi harga dari berbagai
jenis komoditas bahan baku, penolong dan komponen ini akan menentukan tingkat
harga cost of manufacturing serta cost of goods sold serta tingkat laba
perusahaannya dan tingkat penetrasi ke pasar (pangsa pasar) yang akan
menentukan pula tingkat fluktuasi keuntungan, peluang, pertumbuhan, persaingan
dan risiko bisnisnya.
Seringkali ekonomi mikro diidentikkan dengan sektor riil yang bergerak
lamban, bersifat fisik berupa bangunan luas dari pabrik, real estate, bangunan
properti dan lahan pertanian (dalam arti luas) dengan hasil produk yang “tangible”.
Sedangkan ekonomi makro diidentikkan dengan sektor finansil / perbankan yang
selalu terjadi pergerakan cepat dalam kurva bisnis dan yang sering menyebabkan
kondisi “bubble economy dan overheating”, oleh ekspansi kredit ke
sektor riil dan jasa, spekulasi berlebihan di pasar uang, saham, derivatif dan
komoditas serta bersifat maya (virtual) dengan hasil produk jasa yang “intangible”.
Pergerakan yang cepat dan raksasa di sektor finansil ternyata memang dapat
membuat kondisi pasar finansil menanjak tinggi dengan raly-raly, dan akhirnya
bergejolak (turbulences) untuk catastroph dan crash landing yang menimbulkan
kepanikan bagaikan sebuah efek tsunami, gempa dan snow balling. Pelaku finansil
bagaikan sebuah gerakan ikan di lautan, burung di udara dan massa angin (udara)
yang dapat bergerak cepat antar negara dan benua dalam kecepatan tinggi yang
didukung oleh kecanggihan sistim komputerisasi dari teknologi informasi dan
telekomunikasi yang mengglobal. Gerakan cepat dan raksasa inilah yang dapat
menimbulkan efek badai (angin) atau tsunami (air) yang dapat merusak dan fatal,
jika dianggap akan terjadinya sebuah gejolak karena krisis dan resesi, seprti
yang telah kita alami pada 1997/1998 (kasus hutang), AS pada 2007 (kasus sub
prime mortgages) dan Eropa pada 2012 (kasus krisis hutang Negara dan swasta)
yang sedang bergejolak saat ini. Sedang gerakan sektor riil, tentu akan sulit
untuk segera memindahkan berbagai asset bangunan, mesin, manusia dan produknya
dalam waktu singkat.
Jadi terdapat
berbagai faktor kompleksitas yang saling mempengaruhi (interinfluence) dan
ketergantungan (interdependent) antara ekonomi makro dan ekonomi mikro yang
harus disikapi secara bijak, tepat, prudent dan visioner. Untuk itu para ekonom dan pebisnis seharusnya
menyadari kondisi kompleks ini dengan memakai teori ilmu ekonomi dan bisnis
yang kompleks dan berdimensi tinggi (2 – 4) agar dapat lebih mengetahui
berbagai alunan kondisi ekonomi makro, mikro dan elemen pendukungnya berupa
fluktuasi harga komoditas dan perubahan iklim. Kondisi yang dihadapi dunia saat
ini layaknya saat krisis masuk ke musim gugur (daun-daun korporasi
berguguran/bangkrut) dan sekarang memasuki musim dingin (winter). Apakah dengan
berbagai kebijakan ekonomi dan moneter dengan suku bunga rendah, quantitative
money easing, bailout dan stimulus dapat bekerja baik untuk pemulihan dan sehat
kembali dengan memasuki musim semi (bunga-bunga bersemi dan tumbuh kembali)
atau sessat saja dan segera masuk ke musim panas untuk menghadapi musim gugur
dan musim dingin berikutnya yang berkepanjangan seperti yang telah dialami oleh
Jepang sejak 1990 hingga saat ini.
Memang dengan paket suku bunga rendah dan quantitative easing oleh Bank Sentral
serta bailout dan stimulus oleh kebijakan fiskal keuangan cukup membuat efek
agak hangat dan dapat membantu sektor perbankan dan finansil lainnya, tetapi
tidak untuk sektor riil (hanya pemain besar saja) yang justru dapat memberikan
sebuah perbaikan sistim, pertumbuhan sehat dan leveraging alamiah terutama bagi
sektor manufaktur, properti, infrastruktur dan jasa lainnya. Pertanyaan adalah
apakah hal ini dapat berlanjut menjadi sebuah pemulihan yang kuat, sehat dan
jangka panjang, terutama mengurangi tingkat pengangguran (unemplyoment rate)
dan commodity inflation by speculations atau hanyalah bangun sesaat untuk jatuh
kembali lebih ke bawah, seperti yang telah diprediksikan oleh pakar ekonomi
USA, Prof. Nouriel Roubini bahwa ekonomi
Amerika akan mengalami suatu kondisi
“double dip recession”
oleh kebijakan ekonomi yang kurang tepat serta beban hutang yang makin
menggunung yang dapat berakibat “default” (gagal bayar), risiko
inflasi, risiko sistemik gagal bayar (default) negara-negara Eropa, seperti
Yunani, Portugal dan Spanyol
serta risiko gejolak spekulatif di bursa komoditas minyak dan komoditas
lainnya yang akhirnya harus direstrukturisasi dengan biaya makin mahal serta
sektor manufaktur Amerika yang makin kalah di pasar domestik dan global dari
produk-produk China dan negara-negara lainnya. Dan secara bio-ritmik memang
seharusnya terjadi secara perlahan dan gradual untuk sebuah resesi yang
berkepanjangan jika dapat dikelola secara benar, prudent dan professional untuk
meredam resesi berat pada masa yang akan datang dengan cara preventif yang
bersifat “Zero Problem and Zero Cost”
agar pertumbuhan ekonomi memberikan Value Added yang tinggi.
Belum lagi akan datangnya Revolusi Industri Digital Printing berdimensi ketiga (3D) yang sangat berguna bagi berbagai jenis industri manufaktur, teori pengembangan ilmu ekonomi makro, manajemen, bisnis finansil, kesehatan, konstruksi, jasa dan lainnya untuk merubah mindset, paradigma, sistim dan tata cara kelola yang lebih kompleks, akurat, lebih murah, lebih berkualitas, durabilitas yang tahan lama dan kuat, lebih performance. Hal ini akan memangkas dengan signifikan semua biaya ekonomi, bisnis dan industri untuk menjadi lebih efisien, efektif dan value added yang lebih tinggi, lebih besar dan tentu saja omset serta revenue yang lebih meroket lagi. Hal ini dimulai dengan munculnya Digital Printing 3D untuk memprogram, menganalisis, memproses dan mencetak semua produk industrial manufakturing secara lebih murah, cepat, berkualitas dan bersifat customized dibandingkan proses industri manufakturing dengan teknologi yang masih lama yaitu bersifat linier atau berdimensi satu.
di Pasar Forex, Indeks Dunia dan Komoditi
Kontak :
Edmond F. La'lang
Email : edmond.lalang@gmail.com
Telp. : +62031-3538606
HP : +62081-553080521
Linkedin :
http://www.linkedin.com/home?trk=hb_tab_home_topKontak :
Belum lagi akan datangnya Revolusi Industri Digital Printing berdimensi ketiga (3D) yang sangat berguna bagi berbagai jenis industri manufaktur, teori pengembangan ilmu ekonomi makro, manajemen, bisnis finansil, kesehatan, konstruksi, jasa dan lainnya untuk merubah mindset, paradigma, sistim dan tata cara kelola yang lebih kompleks, akurat, lebih murah, lebih berkualitas, durabilitas yang tahan lama dan kuat, lebih performance. Hal ini akan memangkas dengan signifikan semua biaya ekonomi, bisnis dan industri untuk menjadi lebih efisien, efektif dan value added yang lebih tinggi, lebih besar dan tentu saja omset serta revenue yang lebih meroket lagi. Hal ini dimulai dengan munculnya Digital Printing 3D untuk memprogram, menganalisis, memproses dan mencetak semua produk industrial manufakturing secara lebih murah, cepat, berkualitas dan bersifat customized dibandingkan proses industri manufakturing dengan teknologi yang masih lama yaitu bersifat linier atau berdimensi satu.
Catatan Kaki :
Fluktuasi jangka pendek (harian dan mingguan) akan terjadi secara alamiah yang dipengaruhi oleh kondisi mental, gairah, selera, motivasi dari psikologi massa global untuk mengambil posisi perdagangan dalam sebuah pasar yang padat dan sering bersifat chaos. Jika ada data atau berita yang sangat fundamental dari kondisi ekonomi, bisnis dan politik, pergerakan fluktuasi grafik harganya akan terjadi secara dinamis dan bergejolak baik meroket maupun jatuh bebas yang melebihi dari peramalan hariannya. Tetapi secara jangka menengah dan panjang bagi investasi akan dipengaruhi secara dinamis oleh biosiklus dan bioritmik dari hukum dan kekuatan alamiah yang selalu bergerak dinamis naik dan turun. Jadi anda bukan saja harus berglobalisasi dengan sistim internet tapi juga sekarang seharusnya mempunyai visi dengan cara *Galaxisasi dengan Galaxinet* (Astronomis).
Dimana kita dapat mengetahui alunan dan kondisi Alam Semesta Raya ini dalam jangka pendek (10 tahun), jangka menengah 50 tahun maupun jangka panjang 100 - 200 tahun) yang akan juga secara nyata dalam sebuah "Kepastian Hidup (certainty) dan bukannya Ketidakpastian (uncertainty)" yang selalu dikeluhkan banyak pihak, termasuk para pemimpin pembuat kebijakan negara, para pemimpin kebijakan bisnisnya (pengusaha industri dan pedagang) maupun para pakar di berbagai bidang kehidupan. Pengaruh Kekuatan dan Hukum Galaxi (Alam Semesta Raya) ini pasti akan selalu mempengaruhi pada setiap aspek kehidupan kita di atas planet bumi ini, baik disadari maupun tidak disadari untuk diantisipasi dengan baik dan benar.
Anda dapat melihat Prediksi Bulanan dan Mingguandi Pasar Forex, Indeks Dunia dan Komoditi
Edmond F. La'lang
Email : edmond.lalang@gmail.com
Telp. : +62031-3538606
HP : +62081-553080521
Linkedin :
http://www.linkedin.com/home?trk=hb_tab_home_topKontak :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar